Tidak terasa telah tiga tahun aku menuntut ilmu pada jenjang madrasah aliyah atau setingkat dengan sekolah menengah atas. Dalam kurun waktu tersebut sudah banyak hal yang kualami, seperti kegiatan ekskul, persahabatan, dan tentunya asmara yang kadang membuatku senang, benci, sekaligus kecewa.
Memang benar yang dikatakan oleh orang orang, masa SMA merupakan masa yang paling indah, dan aku pun turut menjadi saksi atas kebenaran pernyataan tersebut. (wah, masak sih)
Dan sekarang ini waktunya untuk refreshing setelah ujian nasional dan ujian madrasah serta seabrek ujian lainnya yang cukup membuat otak kami panas, dan solusinya harus didinginkan dengan rekreasi ke kota apel Malang. Dengan rombongan teman temanku satu kelas yang berjumlah sekitar 35 anak ditambah dengan wali kelas kami, jadilah kami berangkat pukul enam pagi menuju tujuan pertama yaitu Bendungan Karangkates Malang, waktu tempuh dari Kediri asal kota kami sekitar 3 jam untuk sampai di sana.
Ketika di dalam bis suasana pun riang gembira dan penuh canda tawa, kebetulan aku duduk di samping Hakim, anaknya gendut, hitam manis, dan enak buat diajak bercanda. Sepanjang perjalanan kami terus bercanda dengan teman teman lainnnya, namun saat enak enak tertawa itulah tiba tiba ada pesan masuk di Hapeku. (Ganggu aja nih) Saat kubuka ternyata pesan tersebut datang dari Liva , teman satu kelasku yang juga satu bis denganku saat ini.
Saat kulihat dia duduk di bangku depan belakang sopir dan terlihat anggun dengan baju hijau, warna kesukaanku itu., saat kubaca smsnya,.
“Eh Man,Arman ternyata sudah lama juga ya kita tidak smsan”
Deeeg,,tiba tiba saja jantungku berdegup kencang, rasanya sulit diungkapkan dengan kata kata.
Yah..Liva namanya. Dia merupakan teman dekatku, memang akhir akhir ini ku jarang smsan dengannya karena dia mengikuti bimbingan bahasa inggris selama 1 bulan. Kalau dikilas balik, hubunganku dengan dia memang bisa dibilang unik, Aku pun teringat akan kisah pertemananku dengan Liva, beginilah kisah awal pertemanan kami.
Semua berawal ketika kami masih sama sama kelas X, ketika itu kami masih berbeda kelas, aku berada di kelas X-2 sedangkan dia di X-8. Awalnya aku pun juga tidak mengenal dia sampai pada suatu hari saat aku berangkat sekolah aku tidak sengaja bertemu dengannya saat dia bertugas piket sebagai Patroli Keamanan Sekolah.(wiiiih ngeri)
Sudah menjadi tradisi di sekolah kami bahwa anggota PKS harus piket jaga setiap pagi di lingkungan sekolah. Lah pada saat itu saat ku berjalan menuju parkiran kulihat seorang anak PKS lagi digoda sama seorang kakak kelas. Sepertinya mereka berpacaran deh, dan aku mengenal kakak kelas tersebut. Sam namanya, orangnya berperawakan tinggi besar dan berwajah sangar. Banyak anak anak yang menyebutnya preman, hal itu ditunjang dengan penampilannya yang “gothic”. Tapi kalau menurutku dia itu sebenarnya orang baik. Karena aku sering bertemu dan sering bermain bola dengannya. Lah pada saat itu si Sam sepertinya menggoda anak PKS yang sedang bertugas itu, dan anak PKS itu hanya tersenyum simpul.
“Ni orang di tengah tugas kok malah goda godaan sih” gumamku dalam hati
Semenjak peristiwa itupun aku sedikit penasaran dengan anak perempuan PKS tadi, kalau denger denger gossip yang beredar sih pacarnya Sam itu anak X-8. Kebetulan saat istirahat untuk menuju ke masjid aku selalu lewat X-8, suatu ketika aku berpapasan dengan anak PKS tersebut saat dia lagi di depan kelas dengan teman temannya. Dan teman temannya memanggil dia dengan nama Liva. Nama yang indah, cocok dengan namaku, (hahaha, ngawur kamu,,)
Sekilas saat melihat Liva tampaknya anaknya sangat pendiam dan malu maluin, eh maksudnya pemalu. Yah imbang lah dengan sikap Sam yang pemberani jadi mereka sepertinya saling melengkapi, hehehe.Tapi kalau dipikir pikir sih Liva itu sepertinya gadis polos dan baik, sedangkan Sam aku pernah melihat dia merokok di sekolah dan beberapa kali hamper bertengkar dengan anak lain. Kalu bagiku sebagai cowok sih itu hal yang lumrah, (alah, kamu kan ga’ ngrokok and ga’ pernah berantem) Tapi bagi gadis polos seperti Liva bukankah hal itu sebuah hal yang tabu dan tidak etis. Eh,,kenapa ku jadi mikirin mereka,,ga’ penting banget deh. Tapi terbersit keinginanku agar bisa lebih mengenal dia dan kalau bisa pas kelas XI nanti bisa satu kelas ma dia. (amiin)
Saat pengumuman kenaikan kelas dan pembagian kelas kulihat aku berada satu kelas dengan liva di kelas IPA 5,wew, asyik juga nih kelihatannya. Tapi ku belum bisa masuk kelas dulu karena masih harus menjadi pantia Masa Orientasi Siswa.Setelah MOS berakhir aku harus masuk ke kelasku yang baru, saat pertama masuk itulah aku merasa asing karena aku banyak tidak kenal dengan teman teman baruku. Namun tiba tiba saja aku ditunjuk sebagai ketua kelas oleh teman teman baruku.(He,ga’ salah tu) Saat ku berdiri di depan kelas untuk berpidato untuk pertama kalinya lagi lagi kulihat sosok Liva yang tersenyum., wah bakalan berteman dengannya nih.
Masa adaptasi di kelas baruku berlangsung sangat baik,aku langsung akrab dengan teman teman baruku. Namun sepertinya berteman dengan Liva sedikit sulit karena sikapnya yang pendiam dan jarang berkumpul dengan teman teman. Sampai pada suatu hari dia mengirim sms ke aku dan menanyakan tentang tugas PPKN.
“Ech Man,tgas PPKNya itu dikumpuln kpan?”begitu smsnya
“Ech Man,tgas PPKNya itu dikumpuln kpan?”begitu smsnya
Wew, rasanya sulit dipercaya dia sms aku duluan, lagipula dia tahu nomerku dari mana (Ga’ usah geer deh, temennya kan banyak) Hari berikutnya pun giliran aku yang sms dia, kebetulan kami satu kelompok Mulok waktu itu
“Eh Ki, kelompok Mulok kita jadinya gimana?”
“Yo ga’ gimana gimana,ntar tak tanyain Liva, Sam”balasnya
Woow,ternyata mereka bertukar Hp, semenjak saat itu aku sedikit trauma untuk sms Liva (sukurin lu)
Namun Hal itu tidak berlangsung lama karena hubungan Liva dan Sam harus berakhir dan kandas di tengah jalan (bahasnya kaya’ inpotainment aja deh) Aku ga’ tahu apa penyebab mereka putus. Tapi kata teman teman sih gara gara si Sam kecantol cewek lain. Putusnya Sam dan Liva membuat Liva menjadi terbuka dengan semua orang. Apalagi denganku, Alhamdulillah niatku untuk berteman dengannya akhirnya terkabul juga. Sejak saat itu pun aku semakin sering berkomunikasi dengannya, bahkan sudah mulai curhat segala. Entah kenapa aku ku ingin berteman dengannya,.dan sama sekali tidak terbersit hatiku untuk menjadikan dia lebih dari teman. Yang ada di pikiranku hanyalah ingin bersahabat dengannya.
Selama aku menjabat menjadi ketua kelas banyak momen momen yang dilalui bersama saat kelas XI. Seperti saat diamarahin guru bersama, terus dihukum bersama, remidi semua (kok jelek semua) Tapi yang paling ku ingat ya saat ada Mading Championship, terus Ulang tahun kelas dan Futsal antar kelas. Saat Mading Championship aku terpilih sebagai duta lingkungan sekolah berkat dukungan teman temanku termasuk Liva.
Selama aku menjabat menjadi ketua kelas banyak momen momen yang dilalui bersama saat kelas XI. Seperti saat diamarahin guru bersama, terus dihukum bersama, remidi semua (kok jelek semua) Tapi yang paling ku ingat ya saat ada Mading Championship, terus Ulang tahun kelas dan Futsal antar kelas. Saat Mading Championship aku terpilih sebagai duta lingkungan sekolah berkat dukungan teman temanku termasuk Liva.
Begitu pula saat Futsal melawan kelas Akselerasi di mana aku mencetak gol kemenangan kelasku. Namun saat itu Liva tidak datang (wah sayang banget)Walaupun akhirnya kelas kami harus terhenti langkahnya oleh kelas IPS 3 yang memang terkenal jago olahraga.
Beranjak ke kelas XII aku mulai membuka segala rahasiaku kepada Liva, aku tak sungkan sungkan lagi untuk menceritkan hubungan asmaraku ke dia, dia anaknya enak sekali untuk diajak curhat.
Beranjak ke kelas XII aku mulai membuka segala rahasiaku kepada Liva, aku tak sungkan sungkan lagi untuk menceritkan hubungan asmaraku ke dia, dia anaknya enak sekali untuk diajak curhat.
Begitu pula Liva, dia juga tidak sungkan sungkan untuk curhat tentang kisah asmaranya kepadaku. Seperti saat dia sedang menyukai Ardi , teman yang sering duduk sebangku denganku. Maklum, Liva ini menjadi primadona di kelas, apalagi semenjak dia jadi jomblowati. Jadilah cowok cowok di kelas termasuk Ardi yang paling aktif untuk menggoda Liva, kadang aku ikut juga sih.Hehehe
Mungkin gara gara Ardi sering nggodain dia dan sedikit memberi peluang sehingga membuat Liva menyukainya. Terlepas dari hal itu Ardi memang keren, apalagi dia anak Basket, terus dia itu cerdas tapi malas.Walau teman teman lain sering meremehkannya.Namun bagiku dia tetaplah anak cerdas.
Mungkin gara gara Ardi sering nggodain dia dan sedikit memberi peluang sehingga membuat Liva menyukainya. Terlepas dari hal itu Ardi memang keren, apalagi dia anak Basket, terus dia itu cerdas tapi malas.Walau teman teman lain sering meremehkannya.Namun bagiku dia tetaplah anak cerdas.
Tapi untuk perasaan Ardi ke Liva ku kurang mengetahuinya, pakah dia serius ke Liva atau dia masih menyimpan rasa ke cewek lain? Soalnya aku ngerti dia serting digosipkan dekat dengan beberapa cewek., namun dia sedikit tertutup kalau soal cewek. Yah aku sebagai teman sih ya merestui saja hubungan mereka. Apalagi mereka berdua sama sama temanku.
Hal itu terus berlanjut sampai saat sesi pemotretan untuk album memory angkatan kami. Kebetulan lokasinya sangat jauh, lah saat sebelum foto pada tanggal 1 januari 2011 tepat dengan tahun baru, beberapa anak dari kelas kami sepakat untuk mensurvey lokasi terlebih dahulu.Satt itu aku sampai duluan di lokasi, tak seberapa lama setelah itu rombongan teman teman pun dating.
Liva dibonceng oleh Ardi,,(wew,,ciee) Wah Liva pasti senang sekali tuh, seandainya saja aku yang mbonceng Liva (Hus, ngomong apa kamu, katanya temenan, )Ah ya ga’ mungkin banget deh, lagipula kan aku juga lagi dekat dengan someone. Tapi kenapa aku tetap ngrasa ga’ enak ya.Apalagi jika aku melihat Liva sedang ngobrol dengan Ardi gitu, Ah Apa yang kupikirkan, mereka kan teman dekatku semua, harusnya aku dukung mereka.
“Heh Man nglamun aja kamu, kita hamper tiba nih” teriak Hakim mengagetkanku
“Heh Man nglamun aja kamu, kita hamper tiba nih” teriak Hakim mengagetkanku
“Owh Astagfirullah,,tiba di lokasi to im”
“Enggak, tapi di SPBU dulu,ada yang kebelet”jawab Hakim
“Ah kukira udah sampai di lokasi”
Setelah berhenti sejenak di SPBU untuk melepaskan hasrat yang ditahan (maksudnya kebelet pipis) kami pun melanjutkan perjalanan menuju bendungan Karangkates untuk sarapan. Setelah dari situ kami mengunjungi sebuah masjid di wilayah Turen Malang yang terkenal akan keindahannya. Nah, selesai dari situ baru kami menuju destinasi utma kami. BNS alias Batu Night Spectacular. Sebuah wahana rekreasi di wilayah Batu yang menyediakan banyak wahana permainan yang buka mulai sore. Di sana ada satu wahan yang ingin sekali kunikmat I, yaitu taman lampion. Soalnya kata orang orang di sana tempatnya sangat romantis, jadi sangat tepat jika dilewatkan dengan kekasih atau teman teman.(waah,,so sweet)
Di BNS itulah aku ke mana mana selalu dengan Liva, walaupun kami tidak berdua saja,tapi berenam dengan komposisi 3 cowok termasuk aku dan 3 cewek termasuk Liva.(ganggu aja tuh yang lain ^-^) Sebelumnya Liva memang sudah bilang padaku setelah shalat Ashar jika dia suruh nemenin buat keliling keliling. Tapi dia ngajak dua temannya, Putrid an Ani, aku pun juga ngajak Hakim dan Arip. Termasuk saat makan nasi goreng bersama di food court. Wah, sebelumnya ga’ pernah tuh makan makan sama Liva gitu.
“Ah kukira udah sampai di lokasi”
Setelah berhenti sejenak di SPBU untuk melepaskan hasrat yang ditahan (maksudnya kebelet pipis) kami pun melanjutkan perjalanan menuju bendungan Karangkates untuk sarapan. Setelah dari situ kami mengunjungi sebuah masjid di wilayah Turen Malang yang terkenal akan keindahannya. Nah, selesai dari situ baru kami menuju destinasi utma kami. BNS alias Batu Night Spectacular. Sebuah wahana rekreasi di wilayah Batu yang menyediakan banyak wahana permainan yang buka mulai sore. Di sana ada satu wahan yang ingin sekali kunikmat I, yaitu taman lampion. Soalnya kata orang orang di sana tempatnya sangat romantis, jadi sangat tepat jika dilewatkan dengan kekasih atau teman teman.(waah,,so sweet)
Di BNS itulah aku ke mana mana selalu dengan Liva, walaupun kami tidak berdua saja,tapi berenam dengan komposisi 3 cowok termasuk aku dan 3 cewek termasuk Liva.(ganggu aja tuh yang lain ^-^) Sebelumnya Liva memang sudah bilang padaku setelah shalat Ashar jika dia suruh nemenin buat keliling keliling. Tapi dia ngajak dua temannya, Putrid an Ani, aku pun juga ngajak Hakim dan Arip. Termasuk saat makan nasi goreng bersama di food court. Wah, sebelumnya ga’ pernah tuh makan makan sama Liva gitu.
Aku jadi teringat akan suatu hal tentang Liva saat ujian praktek satu bulan yang lalu. Saat itu Liva mencurahkan banyak hal tentang dirinya padaku, termasuk saat dia sering memperhatikanku saat aku maju ke depan kelas. (Ah jangan Geer lu,,salah ngomong itu kali Liva)
Dan yang paling ku ingat ya saat ujian praktek otomotif, kebetulan aku dan dia satu kelompok dalam praktek merangkai klakson.
Dan yang paling ku ingat ya saat ujian praktek otomotif, kebetulan aku dan dia satu kelompok dalam praktek merangkai klakson.
Sebenarnya sih itu mudah banget, tapi entah gara gara grogi atau apa aku jadi salah terus, gara gara saat merangkai kabel tanpa sengaja aku melihat Liva yang ada di hadapanku. Dia tersenyum pula, benar benar keringat dingin nih salah salah terus, hah padahal sebelumnya yah aku ga’ pernah kayak gini. Sialnya saat di rumah Liva sms aku dan tampaknya dia mengetahui bahwa aku tadi sempat salah slah gara gara dia.(Ih,sorry ya, tadi aku salah salah gara gara kakiku keinjek temenku og)
“Eh Man, setelah ini kita main ke rumah hantu yog” Ujar Liva
“Hah, apa, wah mending ke taman lampion aja” ujarku
“Yah nanti kesana, tapi ke rumah hantu dulu kayaknya seru disana” Kata Liva
“Yah nanti kesana, tapi ke rumah hantu dulu kayaknya seru disana” Kata Liva
“Iya Man, kayaknya seru ke rumah hantu”Hakim danArip menimpali
Sial ni anak, sebenarnya sih aku agak gimana gitu ke rumah hantu. Bukannya baku takut, tapi yah males aja, ga ada serunya menurutku (ah, bilang aja takut). Namun akhirnya aku menyerah dan menuruti kemauan mereka,yah jujur deh, sebenernya aku sedikit parno dengan hal hal berbau hantu. Belum masuk aja udah dengar suara teriakan gitu.
duh lihat aja ntar.Tidak lama berselang saat memasuki arena rumah hantu,
“Arrrrrggghhh,,,Astagfirullah”Teriak Putri dan Liva
Mereka berteriak karena boneka boneka hantu yang tampak menyeramkan didukung dengan suasana yang gelap.Aku sendiri hanya tertawa melihat kelakuan mereka yang memegangi jaketku karena ketakutan.Waww,,baru kali ini deh dipegangin dua cewek cantik sekaligus. Hwewehe (Ingat Allah Man)
“Eh maaf Man, ku tadi reflek” kata Putri dan Liva
“Iah gapapa kok, yang sering sering aja”jawabku
“Huuh, maunya”jawab mereka serempak
Sehabis dari rumah hantu aku tak punya tujuan lain selain ke taman Lampion yang romantis(ngebet banget sih) Tapi Liva malah pergi ke Mouse Coster berdua dengan Arip setelah dapat gratis pemberian seseorang kepada Liva.Ah,,bikin ngiri aja sih Arip, kenapa ya, aku tak pernah melewatkan waktu berdua aja dengannya walaupun hanya temenan tapi yah kadang pengen juga sih berdua gitu. Aku jadi orang terus terang saja, ga; pengen jadi orang Munaroh aku, eh munafik. (Inget Man, yang ketiga setan) Tapi Liva berjanji nanti akan nyusul ke taman lampion.
Sehabis dari rumah hantu aku tak punya tujuan lain selain ke taman Lampion yang romantis(ngebet banget sih) Tapi Liva malah pergi ke Mouse Coster berdua dengan Arip setelah dapat gratis pemberian seseorang kepada Liva.Ah,,bikin ngiri aja sih Arip, kenapa ya, aku tak pernah melewatkan waktu berdua aja dengannya walaupun hanya temenan tapi yah kadang pengen juga sih berdua gitu. Aku jadi orang terus terang saja, ga; pengen jadi orang Munaroh aku, eh munafik. (Inget Man, yang ketiga setan) Tapi Liva berjanji nanti akan nyusul ke taman lampion.
Akhirnya aku dan Hakim pergi berdua ke taman lampion, saat masuk kesana suasananya begitu indah. Dengan taman yang asri disertai dengan danau buatan yang elok di tengah tengahnya. Susana malam yang gelap mampu diterangi berbagai lampion dengan bentuk bentuk yang menawan sehingga mampu menerangi taman bahkan menurutku juga menerangi hati para pengunjungnya. Apalagi ditambah dengan lantunan musik klasik yang romantis, membuat semua pengunjung bak berada di dalam taman surga.
Apalagi para pengunjung yang datang ke taman lampion semuanya rata rata membawa pasangannya, entah yang sudah berkeluarga atau yang masih berpacaran.
Alhasil aku dan Hakim hanya melongo saja melihat suasana yang seperti ini, akhirnya kami memutuskan untuk menelfon someone masing- masing, untuk mencurahkan hasrat yang kami alami sekarang.
Alhasil aku dan Hakim hanya melongo saja melihat suasana yang seperti ini, akhirnya kami memutuskan untuk menelfon someone masing- masing, untuk mencurahkan hasrat yang kami alami sekarang.
Kami kesepian!!! (Ulluh ulluh,,kaciian) Tapi entah kenapa aku tetap ingin menunggu kedatangan Liva kesini. Karena ada suatu hal penting yang ingin kusampaikan padanya. Dia pun sempat mengirim sms padaku,
“Eh Man kamu di mana, ku udah selesai naik Mouse Coster nih”
“Ku udah di taman lampion Va,cepetan kesini”balasku
“Iya, ni masih nunggu teman teman”
“Iya, kutunggu Liv”
Namun sampai waktu mendekati kan mau pulang Liva belum datang juga, mana hapeku sudah K.O akibat lowbat pula. Ayoolah Liv datang kemari. Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Tapi sampai waktu pulang Liva ga’ datang datang juga. Akhirnya aku kembali ke Bis dengan sedikit kecewa sih, namun sebelum naik BIs aku bertemu Liva dan dia minta maaf kepadaku karena tadi ga’ jadi ke taman lampion.
Its Okelah.
Di perjalanan pulang aku merasa capek sekali dan beristirahat dengan tenang di Bis karena teman teman yang lain tampaknya juga kecapekan. Andai saja tadi Liva jadi datang ke Taman Lampion, pasti ku ajak foto foto tuh dia (emangnya dia mau) Yah ada hal yang lebih penting sebenarnya. Aku ingin mngatakan terima kasih banyak kepadanya karena dia sudah mau menjadi sahabatku. Aku adalah tipe orang yang sangat jarang mau berbagi tentang privasi kepada orang lain,apalagi kepada lawan jenis. Tapi dengan Liva aku curahkan segala kisahku ke dia, begitupun dia juga sebaliknya.Kadang saat aku lagi down dia tetap mensupportku. Bahkan dia sudah mempercayaiku sebagai teman curhat ketika dia lagi suka sama Ardi. Ataupun ketika lagi ada masalah lainnya.
Banyak momen momen indah yang rasanya tidak bisa diwakilkan dengan kata kata, termasuk saat dia meneteskan air mata ketika ada renungan kelas menjelang UAN. Aku tidak tahu apa yang membuat dia menangis, sebenarnya aku paling tidak kuat bila melihat cewek nangis (cengeng lu) Yang jelas saat dia nangis dia terlihat lebih manis.
Liva pun juga sudah hafal betul dengan kelakuanku, mulai dari hal kecil seperti kebiasaanku yang selalu mengutek utek rambutku yang acak acakan sampai dia juga tahu aku saat lagi marah.Katanya saat lagi marah aku marah terlihat lucu. Dan masih banyak hal lagi tentang kami berdua yang tidak bisa kuungkapkan lewat kata kata.
Sampai saat Perpisahan sekolah di mana aku tampil dan beradu acting dengan Ardi juga, Liva pun ikut melihat. Sebenarnya aku minder karena Ardi mempunyai bakat Dance, sedangkan aku tidak punya bakat apa apa.Tapi Alhamdulillah penampilan kami cukup sukses dan mendapat applause dari penonton termasuk Liva yang saat itu terlihat anggun dengan baju batiknya. ^-^ Berkat doanya juga ku bisa diiterima di Universitas Malang tanpa tes, dan aku harap sih dia juga diterima di sana karena dia juga ingin kesana.Amiin
Sampai saat Perpisahan sekolah di mana aku tampil dan beradu acting dengan Ardi juga, Liva pun ikut melihat. Sebenarnya aku minder karena Ardi mempunyai bakat Dance, sedangkan aku tidak punya bakat apa apa.Tapi Alhamdulillah penampilan kami cukup sukses dan mendapat applause dari penonton termasuk Liva yang saat itu terlihat anggun dengan baju batiknya. ^-^ Berkat doanya juga ku bisa diiterima di Universitas Malang tanpa tes, dan aku harap sih dia juga diterima di sana karena dia juga ingin kesana.Amiin
Yang jelas ku merasa nyaman dengannya (emangnya kasur) Aku sudah mengkotak hatiku supaya tidak mempunyai rasa yang lebih dari sahabat terhadap dia. Insya Allah aku bisa menjaganya, memang tujuanku dari awal ingin kenal dia agar bisa bersahabat dengannya. Aku tahu, banyak lelaki yang care dan banyak yang menyukai dia, tapi itu menjadi masalah bagiku karena sahabat tidak mengenal kata putus. Sahabat tetaplah sahabat, akan selalu ada di saat duka maupun duka. Yah intinya demi persahabatan aku pun rela mengorbankan perasaan. Karena persahabatan jauh lebih penting. Aku sih berharap dia juga berpikiran seperti itu, kalaupun tidak aku tetap bahagia pernah mengenalnya dan bersahabat dengannya.Thanks For all ^-^
Pengirim : Hanif Rama